Friday, March 18, 2011

Aku sudah mengaku BERIMAN,jadi aku wajar diUJI..


Firman Allah SWT bermaksud:

Patutkah manusia menyangka bahawa mereka akan dibiarkan dengan hanya berkata: Kami beriman, sedang mereka tidak diuji (dengan sesuatu cubaan)?”

(Surah Al Ankabut: 2)

Huraian Ayat:

1. Bukan mudah sebenarnya untuk kita mendapat nikmat syurga Allah SWT di akhirat kelak dengan hanya mengisytiharkan keimanan melalui bibir dan mulut sahaja. Allah SWT semestinya akan menguji keimanan setiap hambanya untuk mengetahui sejauh mana kualiti keimanan itu. Keimanan ini harus dibuktikan melalui ikrar dengan lidah, membenarkan dengan hati dan melakukan dengan anggota badan.

2. Dalam kita memperjuangkan muamalah Islam khususnya aspek pengurusan risiko ini, semestinya kita akan berhadapan dengan pelbagai cabaran. Cabaran- cabaran ini boleh datang dari luar atau dalaman diri kita sendiri. Sengaja Allah SWT menurunkan cabaran-cabaran ini sebagai ujian untuk mengenalpasti siapa yang akan terus iltizam dan istiqamah dalam perjuangan ini. Hal ini merupakan proses penapisan secara langsung dari Allah SWT untuk mengetahui siapa yang benar-benar beriman kepadaNya.

3. Allah SWT menjelaskan bahawa cara untuk berhadapan dengan ujian ini adalah dengan meminta pertolongan dari Allah dengan sabar dan mengerjakan solat. Firman Allah SWT; “Dan mintalah pertolongan (kepada Allah dengan sabar dan mengerjakan sembahyang. Dan sesungguhnya sembahyang itu amatlah berat kecuali kepada orang-orang yang khusyuk”. (Surah Al-Baqarah: 45)

4. Terdapat tiga jenis kesabaran yang perlu ada pada setiap Muslim iaitu:
a) Sabar dalam mengerjakan ketaatan kepada Allah
b) Sabar daripada melakukan maksiat kepadaNya
c) Sabar atas segala takdir kesusahan dan ujian yang menimpa

5. Justeru, segala masalah dan cabaran yang kita hadapi, anggaplah ia merupakan ujian dari Allah SWT. InsyaAllah, dengan kesabaran yang jitu, perancangan yang baik dan kesatuan yang mantap akan membuahkan penyelesaian dan jalan keluar dari masalah-masalah yang dihadapi. Semoga kita menjadi hambaNya yang sabar.

Saturday, March 12, 2011

SABAR dan HADAPI



Ada kegundahan tersendiri yang dirasakan seekor anak katak ketika langit tiba-tiba gelap. "Bu, apa kita akan binasa. Kenapa langit tiba-tiba gelap?" ucap anak katak sambil merangkul erat lengan induknya. Si ibu menyambut rangkulan itu dengan belaian lembut.

"Anakku," ucap si ibu kemudian. "Itu bukan pertanda kebinasaan kita. Justru, itu tanda baik." jelas induk katak sambil terus membelai. Dan anak katak itu pun mulai tenang.

Namun, ketenangan itu tak berlangsung lama. Tiba-tiba angin bertiup kencang. Daun dan tangkai kering yang berserakan mulai berterbangan. Pepohonan meliuk-liuk dipermainkan angin. Lagi-lagi, suatu pemandangan menakutkan buat si katak kecil. "Ibu, itu apa lagi? Apa itu yang kita tunggu-tunggu?" tanya si anak katak sambil bersembunyi di balik tubuh induknya.

"Anakku. Itu cuma angin," ucap si ibu tak terpengaruh keadaan. "Itu juga pertanda kalau yang kita tunggu pasti datang!" tambahnya begitu menenangkan. Dan anak katak itu pun mulai tenang. Ia mulai menikmati tiupan angin kencang yang tampak menakutkan.

"Blarrr!!!" suara petir menyambar-nyambar. Kilatan cahaya putih pun kian menjadikan suasana begitu menakutkan. Kali ini, si anak katak tak lagi bisa bilang apa-apa. Ia bukan saja merangkul dan sembunyi di balik tubuh ibunya. Tapi juga gemetar. "Buuu, aku sangat takut. Takut sekali!" ucapnya sambil terus memejamkan mata.

"Sabar, anakku!" ucapnya sambil terus membelai. "Itu cuma petir. Itu tanda ketiga kalau yang kita tunggu tak lama lagi datang! Keluarlah. Pandangi tanda-tanda yang tampak menakutkan itu. Bersyukurlah, karena hujan tak lama lagi datang," ungkap si ibu katak begitu tenang.

Anak katak itu mulai keluar dari balik tubuh induknya. Ia mencoba mendongak, memandang langit yang hitam, angin yang meliuk-liukkan dahan, dan sambaran petir yang begitu menyilaukan. Tiba-tiba, ia berteriak kencang, "Ibu, hujan datang. Hujan datang! Horeeee!"
**

Anugerah hidup kadang tampil melalui jalan yang tidak diinginkan. Ia tidak datang diiringi dengan tiupan seruling merdu. Tidak diantar oleh dayang-dayang nan rupawan. Tidak disegarkan dengan wangian harum.

Saat itulah, tidak sedikit manusia yang akhirnya dipermainkan keadaan. Persis seperti anak katak yang takut cuma karena langit hitam, angin yang bertiup kencang, dan kilatan petir yang menyilaukan. Padahal, itulah sebenarnya tanda-tanda hujan.

Benar apa yang diucapkan ibu katak: jangan takut melangkah, jangan sembunyi dari kenyataan, sabar dan hadapi.

Andai kita IKHLAS,insyaAllah Allah akan makbulkan..(renungan)



Sebuah kapal karam di tengah laut karena terjangan badai dan ombak
hebat. Hanya dua orang lelaki yang bisa menyelamatkan diri dan
berenang ke sebuah pulau kecil yang gersang. Dua orang yang selamat
itu tak tahu apa yang harus dilakukan. Namun, mereka berdua yakin
bahwa tidak ada yang dapat dilakukan kecuali berdoa.

Untuk mengetahui doa siapakah yang paling dikabulkan,
mereka sepakat untuk membagi pulau kecil itu menjadi dua wilayah. Dan
mereka tinggal sendiri-sendiri berseberangan di sisi-sisi pulau
tersebut.

Doa pertama mereka panjatkan, mereka memohon agar diturunkan makanan.
Esok harinya, lelaki ke satu melihat sebuah pohon penuh dengan
buah-buahan tumbuh di sisi tempat tinggalnya.
Sedangkan di daerah tempat tinggal lelaki yang lainnya tetap kosong.

Seminggu kemudian, lelaki yang ke satu merasa kesepian dan memutuskan
untuk berdoa agar diberikan seorang istri.
Keesokan harinya, ada kapal yang karam dan satu-satunya penumpang yang
selamat adalah seorang wanita yang berenang dan terdampar
di sisi tempat lelaki ke satu itu tinggal.
Sedangkan di sisi tempat tinggal lelaki ke dua tetap saja tidak ada
apa-apanya.

Segera saja, lelaki ke satu ini berdoa memohon rumah, pakaian, dan
makanan. Keesokan harinya,seperti keajaiban saja, semua yang diminta
hadir untuknya. Sedangkan lelaki yang kedua tetap saja tidak
mendapatkan apa-apa.
Akhirnya, lelaki ke satu ini berdoa meminta kapal agar ia dan istrinya
dapat meninggalkan pulau itu. Pagi harinya mereka menemukan sebuah
kapal tertambat di sisi pantainya. Segera saja lelaki ke satu dan
istrinya naik ke atas kapal dan siap-siap untuk berlayar meninggalkan
pulau itu. Ia pun memutuskan untuk meninggalkan lelaki ke dua yang
tinggal di sisi lain pulau.
Menurutnya, memang lelaki kedua itu tidak pantas menerima berkah
tersebut karena doa-doanya tak pernah terkabulkan.



Begitu kapal siap berangkat, lelaki ke satu ini mendengar suara dari
langit menggema, "Hai, mengapa engkau meninggalkan rekanmu yang ada di
sisi lain pulau ini?"
"Berkahku hanyalah milikku sendiri, karena hanya doakulah yang
dikabulkan," jawab lelaki ke satu ini.
"Doa lelaki temanku itu tak satupun dikabulkan. Maka,ia tak pantas
mendapatkan apa-apa."
"Kau salah!" suara itu membentak membahana.
"Tahukah kau bahwa rekanmu itu hanya memiliki satu doa. Dan,semua
doanya terkabulkan. Bila tidak, maka kau takkan mendapatkan apa-apa."

"Katakan padaku," tanya lelaki ke satu itu.
"Doa macam apa yang ia panjatkan sehingga aku harus merasa berhutang
atas semua ini padanya?"
"Ia berdoa agar semua doamu dikabulkan!"

Renungan:
Kesombongan macam apakah yang membuat kita merasa lebih baik dari yang
lain ? Sadarilah betapa banyak orang yang telah mengorbankan segala
sesuatu demi keberhasilan kita. Tak selayaknya kita mengabaikan peran
orang lain, dan janganlah menilai seseorang/sesuatu Hanya dari "yang
terlihat" saja.

Thursday, March 10, 2011

Analogi : Kisah Rumput Dan Kekasih Hati..




Pada suatu pagi di satu sekolah, ada seorang pelajar bertanya pada seorang guru yang sedang mengajar. Ketika itu, guru tersebut sedang menyentuh mengenai kasih dan sayang secara am.



Dialog di antara pelajar dan guru tersebut berbunyi begini:-



Pelajar : Cikgu, macam mana kita nak pilih seseorang yang terbaik sebagai orang paling kita sayang? Macam mana juga kasih sayang itu nak berkekalan?



Cikgu : Oh, awak nak tahu ke?.Emmm...baiklah, sekarang kamu buat apa yang saya suruh. Ikut je ye...mungkin kamu akan dapat apa jawapannya.



Pelajar : Baiklah...apa yang saya harus buat?



Cikgu : Kamu pergi ke padang sekolah yang berada di luar kelas sekarang juga.



Kamu berjalan di atas rumput di situ dan sambil memandang rumput di depan kamu, pilih mana yang PALING cantik tanpa menoleh ke belakang lagi walaupun sekali.



Dan kamu petiklah rumput yang PALING cantik yang berada di depan kamu tersebut dan selepas itu bawa balik ke kelas.



Pelajar : Ok. Saya pergi sekarang dan buat apa yang cikgu suruh.



Apabila pelajar tersebut balik semula ke kelas, tiada pun rumput yang berada di tangannya. Maka cikgu pun bertanya kepada pelajar tersebut.



Cikgu : Mana rumput yang cikgu suruh petik?



Pelajar : Oh, tadi saya berjalan di atas rumput dan sambil memandang rumput yang berada di situ, saya carilah rumput yang paling cantik.



Memang ada banyak yang cantik tapi cikgu kata petik yang paling cantik maka saya pun terus berjalan ke depan sambil mencari yang paling cantik tanpa menoleh ke belakang lagi. Tapi sampai di penghujung padang , saya tak jumpa pun yang paling cantik.



Mungkin ada di antara yang di belakang saya sebelum itu tapi dah cikgu cakap tak boleh menoleh ke belakang semula, jadi tiadalah rumput yang saya boleh petik.



Cikgu : Ya, itulah jawapannya.



Maknanya, apabila kita telah berjumpa dengan seseorang yang kita sayang, janganlah kita hendak mencari lagi yang lebih baik daripada itu. Kita patut hargai orang yang berada di depan kita sebaik-baiknya.



Janganlah kita menoleh ke belakang lagi kerana yang berlaku tetap dah berlaku. Dan semoga yang berlalu tidak lagi berulang.



Jika kita berselisih faham dengan orang yang kita sayang itu, kita boleh perbetulkan keadaan dan cuba teruskan perhubungan tersebut walaupun banyak perkara yang menggugat perhubungan tersebut.



Dan ingatlah orang yang kita sayang itulah kita jumpa paling cantik dan paling baik pada MULAnya walaupun nak ikutkan banyak lagi yang cantik dan baik seperti rumput tadi.